Tuesday, November 25, 2008

Adab membaca Al-Quran





السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Diantara adab-adab membaca Al Quran, yang terpenting ialah:

1. Membaca Al Quran sesudah berwudhu, dalam keadaan bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah.

2. Mengambil Al Quran hendaknya dengan tangan kanan, sebaiknya memegangnya dengan kedua belah tangan.


3. Membaca Al Quran di tempat yang bersih, seperti di rumah, di surau, di mushalla dan di tempat-tempat lain yang dianggap bersih. Tapi yang paling utama ialah di masjid.


4. Disunatkan membaca Al Quran menghadap ke Qiblat, membacanya dengan k
husyu' dan tenang.

5. Ketika membaca Al Quran, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca Al Quran mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu.

6. Sebelum membaca Al Quran disunatkan membaca ta'awwudz. Sesudah itu barulah dibaca Basmallah. Maksudnya, diminta lebih dahulu perlindungan Allah, supaya terjauh pengaruh tipu daya syaitan, sehingga hati dan fikiran tetap tenang di waktu membaca Al quran, dijauhi dari gangguan.

Biasa juga orang yang sebelum atau sesudah membaca ta'awwudz itu, berdoa dengan maksud memohon
kepada Alah supaya hatinya menjadi terang. Doa itu berbunyi sebagai berikut. "Ya Allah bukakanlah kiranya kepada kami hikmat-Mu, dan taburkanlah kepada kami rahmat dan khazanah-Mu, ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

7. Disunatkan membaca Al Quran dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan tenang. Membaca dengan tartil itu lebih banyak memberi bekas dan mempengaruhi jiwa, serta lebih mendatangkan ketenangan batin dan rasa hormat kepada Al-Quran. Telah berkata Ibnu Abbas r. a.:" Aku lebih suka membaca surah Al Baqarah dan Ali Imran dengan tartil, daripada kubaca seluruh Al Quran dengan cara terburu-buru dan cepat-cepat."

8. Bagi orang yang sudah mengerti erti dan maksud ayat-ayat Al Quran, disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya. Cara pembacaan seperti inilah yang dikehendaki, yaitu lidahnya bergerak membaca, hatinya turut memperhatikan dan memikirkan erti dan maksud yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya. Dengan demikian, ia akan sampai kepada hakikat yang sebenarnya, yaitu membaca Al Quran serta mendalami isi yang terkandung di dalamnya.

Hal itu akan mendorongnya untuk mengamalkan isi Al Quran itu. Firman Allah dalam surah (4) An Nisaa ayat 82 berbunyi sebagai berikut:
"Apakah mereka tidak memperhatikan (isi) Al Quran?..." Bila membaca Al Quran yang selalu disertai perhatian dan pemikiran erti dan maksudnya, maka dapat ditentukan ketentuan-ketentuan terhadap ayat-ayat yang dibacanya. Umpamanya: Bila bacaan sampai kepada ayat tasbih, maka dibacanya tasbih dan tahmid. Bila sampai pada ayat Doa dan Istighfar, lalu berdoa dan minta ampun. Bila sampai pada ayat azab, lalau meminta perlindungan kepada Allah. Bila sampai kepada ayat rahmat, lalu meminta dan memohon rahmat dan begitu seterusnya.

Caranya, boleh diucapkan dengan lisan atau cukup dalam hati saja. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud, dari Ibnu Abbas yang maksudnya sebagai berikut: "Sesungguhnya Rasulullah s. a. w. apabila membaca: "sabbihissma rabbikal a'la beliau lalu membaca subhanarobbiyal a'la . Diriwayatkan pula oleh Abu Daud, dan Wa-il binHijr yang maksudnya sebagai berikut:" Aku dengan Rasulullah membaca surah Al Fatihah , maka Rasulullah sesudah membaca walad dholliin lalu membaca aamin. Demikian juga disunatkan sujud, bila membaca ayat-ayat sajadah, dan sujud itu dinamakan sujud tilawah.
Ayat-ayat sajadah itu terdapat pada 15 tempat yaitu:

  • surah Al-A'raaf ayat 206
  • surah Ar-ra'd ayat 15
  • surah An-Nahl ayat 50
  • surah Bani Israil ayat 109
  • surah Maryam ayat 58
  • surah Al-Haji ayat 18 dan ayat 77
  • surah Al Furqaan ayat 60
  • surah Annaml ayat 26
  • surah As-Sajdah ayat 15
  • surah As-Shad ayat 24
  • surah Haamim ayat 38
  • surah An-Najm ayat 62
  • surah Al-Insyiqaq ayat 21
  • surah Al-'Alaq ayat 19

9. Dalam membaca Al Quran itu, hendaknya benar-benar diresapkan erti dan maksudnya, lebih-lebih apabila sampai pada ayat-ayat yang menggambarkan nasib orang-orang yang berdosa, dan bagaimana hebatnya siksaan yang disediakan bagi mereka. Sehubungan dengan itu, menurut riwayat, para sahabat banyak yang mencucurkan air matanya di kala membaca dan mendengar ayat-ayat suci Al Quran yang menggambarkan betapa nasib yang akan diderita oleh orang-orang yang berdosa.


10. Disunatkan membaca Al Quran dengan suara yang bagus lagi merdu, sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan islubnya Al Quran. Rasulullah s. a. w. telah bersabda: "Kamu hiasilah Al Quran itu dengan suaramu yang merdu" Diriwayatkan, bahwa pada suatu malam Rasulullah s. a. w. menunggu-nunggu isterinya, Sitti 'Aisyah r. a. yang kebetulan agak terlambat datangnya. Setelah ia datang, Rasulullah bertanya kepadanya:" Bagaimanakah keadaanmu?" Aisyah menjawab :"Aku terlambat datang, kerana mendengarkan bacaan Al Quran seseorang yang sangat bagus lagi merdu suaranya. Belum pernah aku mendengarkan suara sebagus itu."

Maka Rasulullah terus berdiri dan pergi mendengarkan bacaan Al Quran yang dikatakan Aisyah itu. Rasulullah kembali dan mengatakan kepada Aisyah:" Orang itu adalah Salim, budak sahaya Abi Huzaifah. Puji-pujian bagi Allah yang telah menjadikan orang yang suaranya merdu seperti Salim itu sebagai ummatku."
Oleh sebab itu, melagukan Al Quran dengan suara yang bagus, adalah disunatkan, asalkan tidak melanggar ketentuan-ketentuan dan tata cara membaca sebagaimana yang telah ditetapkan dalam ilmu qiraat dan tajwid, seperti menjaga madnya, harakatnya (barisnya) idghamnya dan lain-lainnya. Di dalam kitab zawaidur raudhah, diterangkan bahwa melagukan Al Quran dengan cara bermain-main serta melanggar ketentuan-ketentuan seperti tersebut di atas itu, haramlah hukumnya; orang yang membacanya dianggap fasiq, juga orang yang mendengarkannya turut berdosa.

11. Sedapat-dapatnya membaca Al Quran janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya pembacaan diteruskan sampai ke batas yang telah ditentukan, barulah disudahi. Juga dilarang tertawa-tawa, bermain-main dan lain-lain yang semacam itu, ketika sedang membaca Al Quran. Sebab pekerjaan yang seperti itu tidak layak dilakukan sewaktu membaca Kitab Suci dan bererti tidak menghormati kesuciannya.
Itulah diantara adab-adab yang terpenting yang harus dijaga dan diperhatikan, sehingga dengan demikian kesucian Al Quran dapat terpelihara menurut erti yang sebenarnya.

Nota: Diterjemahkan daripada karya asal yang dipetik daripada "The Series Of The Scientific Miracles In Quraan," oleh Dr. Tariq Al Suwaidan.

Wallahua'lam.

No comments: